Berhaji Melalui Pintu Tol Sedekah


Awal bulan syawal ini, alangkah lebih baiknya kita merenung kepada hal-hal yang positif. Agar kita menemukan inspirasi keberkahan dalam hidup ini. Pada kesempatan ini, kita mencoba untuk memaparkan sebuah kisah menarik, bahwa berkorban itu bukan hanya dengan harta, kekuasaan, ilmu, dsb. Akan tetapi berkorbanlah kapan saja sesuai kemampuan kita.

Sebuah kisah seorang tukang becak yang ingin berangkat haji ke Baitullah. Tentu saja, dia terbentur dengan masalah keuangan (finansial).

Tips Santun dalam Menerima Tamu saat Lebaran (adab 2)


Menerima tamu dengan cara yang baik, adalah salah satu ciri-ciri orang beriman. Kita harus yakin bahwa siapapun yang datang ke rumah kita sebagai tamu, pasti membawa barokah tersendiri, baik langsung maupun tidak langsung. Hendaklah senantiasa diingat bahwa “Tamu adalah Raja di Rumah Kita.” Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya kita memperhatikan tips-tips berikut agar menjadi ahlul bait yang santun.


Menyambut Kedatangan Tamu

Setiap tamu datang harus disambut dengan sopan dan santun, ramah tamah, manis muka, dan penuh hormat (walaupun kita sedang berada dalam keadaan kurang tenang, karena satu sama lain hal).

Ada 4 (empat) cara dalam menyambut tamu, yaitu:

1. Menampakkan kegembiraan hati kita atas kedatangan tamu tersebut. Umpamanya :
  • Berdirilah dari tempat duduk dan jawablah salamnya.
  • Sambutlah kedatangannya ke depan pintu.
  • Jabatlah tangannya dengan erat, hangat, dan sopan

2. Menciptakan suasana keakraban dan persaudaraan yang ikhlas
  • Tegurlah dengan ungkapan-ungkapan yang manis dan menarik hati.
  • Pandai-pandailah mencari topik pembicaraan yang bisa menciptakan suasana menjadi hangat dan akrab.
  • Sambut dan perhatikanlah pembicaraannya dengan penuh perhatian

3. Persilahkan duduk pada tempat yang telah tersedia
  • Segera persilahkan tamu yang datang untuk duduk di tempat yang telah disediakan. Jangan biasa mengajak tamu berbicara sambil berdiri.
  • Aturlah tempat duduk di ruang tamu sebaik dan seharmonis mungkin.

4. Memberi jamuan makan dan minum
  • Untuk menciptakan suasana lebih akrab dan sebagai salah satu bentuk penghormatan kita, selayaknya kita memberikan jamuan kepada tamu, berupa makanan atau minuman ringan.
  • Jika perlu, bisa ditanyakan lebih dulu kepada tamu kita,; suka teh apa kopi!
  • Jamuan tidak perlu terlalu mewah dan beraneka ragam, sehingga nampak ada kesan mubadzir.
  • Setelah siap, persilahkan tamu dengan cara yang sopan. Jangan didiamkan saja sampai lama.
  • Bila dianggap perlu dan sudah sampai waktunya, ajaklah si tamu untuk makan pagi/siang/malam bersama. Dan temanilah dengan sopan dan wajar. Jangan biarkan ia makan sendirian.

Berbincanglah dengan santun

Pada saat berbincang-bincang dan beramah tamah dengan tamu, jangan sampai kita menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
  • Dimana nanti bermalam?
  • Apa maksud kedatangan saudara kesini?
  • Berapa lama akan tinggal disini? Kapan akan Pulang?

Sungguh sangat tidak sopan dan menyinggung perasaan.

Tamu Pamitan untuk Pulang

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
  • Nyatakan perasaan sayang dan menyesal atas pertemuan yang begitu singkat.
  • Antarkan tamu sampai ke depan pintu, bahkan jika dianggap perlu antarkan sampai ke halaman atau ke jalan.
  • Sampaikan penghargaan dan terimakasih atas kunjungannya.
  • Nyatakan harapan agar tidak bosan-bosan untuk berkunjung kembali ke rumah kita di lain kesempatan.
  • Apabila kita kedatangan tamu pembesar/orang-orang terhormat, kita boleh memberikan sambutan yang lebih istimewa, sebagai penghormatan kepadanya, sepanjang tidak berlebihan, dan dalam batas-batas kewajaran dan tidak meremehkan tamu-tamu lain yang lebih rendah derajatnya.

Semoga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan keislaman kita. Dan tatkala idul fitri dan lebaran tiba, kita mampu untuk melayani tamu-tamu kita dengan santun dan baik. Amin. Semoga Allah memberikan keberkahan kepada kita semua.