Amalan Bulan Syawal : Berkorbanlah, apa yang Anda bisa!

Tukang Becak Berangkat Haji
Melengkapi amalan kita di bulan syawal ini, alangkah lebih baiknya kita merenung ‘bertafakkur’ sejenak kepada hal-hal yang positif. Agar kita menemukan inspirasi keberkahan dalam hidup ini. Pada kesempatan ini, kita mencoba untuk memaparkan sebuah kisah menarik, bahwa berkorban itu bukan hanya dengan harta, kekuasaan, ilmu, dsb. Akan tetapi berkorbanlah kapan saja sesuai kemampuan kita.

Sebuah kisah seorang tukang becak yang ingin berangkat haji ke Baitullah. Tentu saja, dia terbentur dengan masalah keuangan (finansial). Teringat dengan ceramah sang ustadz, bahwa kalau ingin berangkat haji ada cara lain yang lebih cepat, yaitu melalui pintu tol sedekah. Lagi-lagi ia terbentur, namun ia ingat bahwa bersedekah itu tidak hanya dengan uang saja, dengan tenaga juga bisa dilakukan.

Akhirnya ia memutuskan “Setiap hari Jumat ia akan menggratiskan setiap penumpang yang naik becaknya. Hal ini dilakukannya berbulan-bulan, sampai akhirnya ia berjumpa dengan orang kaya yang naik becaknya. Orang kaya itu sebut saja namanya “Aminah”. Ini memang skenario Allah SWT. sebab biasanya orang kaya itu naik mobil pribadi atau paling tidak naik taksi. Aminah pun merasa heran, ketika turun dari becak dan hendak membayarnya, si tukang becak ini berkata: “Tidak usah bayar bu, saya sudah bernadzar setiap hari jumat saya ingin bersedekah tenaga dengan cara menggratiskan setiap penumpang yang naik becak saya, sebab sedekah seperti ini yang saya bisa.”

Aminah pun terkesan dengan ucapan abang becak ini, jumat depannya ia coba naik becak tersebut, ia ingin menguji ucapan si abang becak. Sampai tujuh kali jumat Aminah ini naik becak, gratis terus. Happy ending dari cerita ini, si tukang becak pun pergi haji dengan ONH Plus dari Aminah dan suaminya.

Subhanallah, kisah di atas merupakan pengorbanan dengan tenaga yang menghasilkan apa yang diniatkannya, karena ia berkorban dengan ikhlas dan merutinkannya. Berkorban dengan ikhlas saja tidak cukup, tapi pengorbanan itu harus istimror (kontinyu). Berkorban bukan hanya menunggu hari raya kurban, namun berkorbanlah kapan dan dengan apa saja yang kita bisa. Madu itu khasiatnya bisa mengobati berbagai macam penyakit, tapi tidak akan terasa khasiatnya kalau tidak rutin setiap hari meminumnya. Obat ini, bisa menyembuhkan penyakit ini, tapi kalau diminumnya tidak teratur, maka fungsi obat itu tidak akan terasa. Begitu juga amalan kita kalau ingin terasa manfaatnya, maka lakukanlah dengan rutin dan kontinyu. Semoga bermanfaat bagi kita semua....